11 November, 2008

Islamnya Napoleon Bonaparte

Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis yang tenar kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.

Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.

Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai.

Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.

Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam daripada agama lamanya, Kristen ?

Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.

"I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?"

"The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea... I say that of all the suns and planets,..."

"Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?" (Lihat Kejadian 19:30-38)

"Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut.... saya katakan, semua matahari dan planet-planet ...."

Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
"Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters."


"Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa."

Selanjutnya :
"Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans."


"Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam."

Akhirnya ia berkata :
"In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner."


"Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping."

Napoleon Bonaparte mengagumi AlQuran setelah membandingkan dengan kitab sucinya, Alkitab (Injil). Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran daripada Alkitab (Injil), juga semua cerita yang melatar belakanginya.


Referensi :
1. Memoirs of Napoleon Bonaparte by Louis Antoine Fauvelet de Bourrienne edited by R.W. Phipps. Vol. 1 (New York: Charles Scribner's Sons, 1889) p. 168-169.
http://chnm.gmu.edu/revolution/d/612/
2. 'Napoleon And Islam' by C. Cherfils. ISBN: 967-61-0898-7
http://www.shef.ac.uk/~ics/whatis/articles/napoleon.htm
3. Satanic Voices - Ancient and Modern by David M. Pidcock, (1992 ISBN: 1-81012-03-1), it states on page 61, that the then official French Newspaper, Le Moniteur, carried the accounts of his conversion to Islam, in 1798 C.E



Bersyukur

Jika kita berbicara tentang syukur, maka yang terpikir oleh kita adalah "nikmat-Nya". Begitu banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Namun, tak jarang manusia lupa akan apa yang telah Dia berikan pada kita. Seperti apa yang telah di firmankan oleh-Nya dalam Surat Ar-Rahman yang menyebutkan berbagai macam kenikmatan itu dan mengingatkan kepada manusia akan nikmat tersebut dengan berulang-ulang sebanyak 31 kali, “Maka nikmat Rabb yang manakah yang kamu dustakan?”

Allah telah memberikan udara ini GRATIS untuk kita. Coba saja jika kita harus membayarnya dengan sejumlah uang sudah pastilah kita tak akan mampu untuk membayarnya. Karena dengan udara ini kita bisa hidup dan bernafas sepuas kita. Bersyukurlah karena kita masih diberi tubuh yang utuh. Coba saja jika kita seperti mereka yang memiliki anggota tubuh yang tak lengkap. Tak memiliki tangan ataupun kaki, bagaimana mungkin kita bisa makan menggunakan tangan dan berjalan ke tempat-tempat yang indah menggunakan kaki kita tanpa merepotkan orang lain. Bagaimana jika kita terlahir buta, kita tidak akan pernah bisa melihat indahnya dunia ini. indahnya spektrum warna yang tercipta. Karena jika kita buta maka yang terlihat semua adalah sama..hanya GELAP yang ada. Lalu alasan apa lagikah yang membuatmu untuk tetap tak bersyukur?

Subhanalloh sekali karena tak jarang bagi mereka yang diciptakan tak sempurna namun masih tetap bisa bersyukur kepada Allah. Namun, kita selalu saja disibukkan dengan sesuatu yang membuat kita merasa masih saja tidak cukup. Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman:

''Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'' (QS Alnahl [16]: 18).

Hamba seperti apakah kita yang telah begitu banyak nikmat dilimpahkan tetapi untuk sekedar bersyukur saja kita enggan melakukannya. Padahal Nabi Muhammad saja yang jelas-jelas telah dijamin masuk surga, masih menyempatkan diri bersyukur kepada Allah. Dalam sebuah hadis disebutkan, Nabi selalu menunaikan shalat tahajud, memohon maghfirah dan bermunajat kepada-Nya. Seusai shalat, Nabi berdoa kepada Allah hingga shalat Subuh.

Bersyukur merupakan salah satu ibadah mulia kepada Allah yang mudah dilaksanakan, tidak banyak memerlukan tenaga dan pikiran. Bersyukur atas nikmat Allah berarti berterima kasih kepada Allah karena kemurahan-Nya. Dengan kata lain, bersyukur berarti mengingat Allah yang Mahakaya, Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Penyantun.

Para ulama mengemukakan tiga cara bersyukur kepada Allah. Pertama, bersyukur dengan hati nurani. Kata hati alias nurani selalu benar dan jujur. Untuk itu, orang yang bersyukur dengan hati nuraninya sebenarnya tidak akan pernah mengingkari banyaknya nikmat Allah. Dengan detak hati yang paling dalam, kita sebenarnya mampu menyadari seluruh nikmat yang kita peroleh setiap detik hidup kita tidak lain berasal dari Allah. Hanya Allahlah yang mampu menganugerahkan nikmat-Nya.

Kedua, bersyukur dengan ucapan. Lidahlah yang biasa melafalkan kata-kata. Ungkapan yang paling baik untuk menyatakan syukur kita kepada Allah adalah hamdalah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, ''Barangsiapa mengucapkan subhana Allah, maka baginya 10 kebaikan. Barangsiapa membaca la ilaha illa Allah, maka baginya 20 kebaikan. Dan, barangsiapa membaca alhamdu li Allah, maka baginya 30 kebaikan.''

Ketiga, bersyukur dengan perbuatan, yang biasanya dilakukan anggota tubuh. Tubuh yang diberikan Allah kepada manusia sebaiknya dipergunakan untuk hal-hal yang positif. Menurut Imam al-Ghazali, ada tujuh anggota tubuh yang harus dimaksimalkan untuk bersyukur. Antara lain, mata, telinga, lidah, tangan, perut, kemaluan, dan kaki. Seluruh anggota ini diciptakan Allah sebagai nikmat-Nya untuk kita. Lidah, misalnya, hanya untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, berzikir, dan mengungkapkan nikmat yang kita rasakan. Allah berfirman, ''Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur).'' (QS Aldhuha [93]: 11).

06 November, 2008

Tentang Hari Tua Seorang Laki-Laki

Kulitnya telah mengeriput, rambutnya telah memutih, tubuhnya tak kuat lagi menopang kerasnya hidup, seperti seorang laki-laki yang duduk disamping ranjang yang beralaskan tikar di dalam sebuah kamar sempit berukuran tiga kali empat dimana kakek tua itu sedang berbaring. Lebih tak layak lagi ternyata ruang kamar berukuran tiga kali empat itu bukanlah hanya sebuah kamar biasa, akan tetapi ruang serba guna. Sebutan apa lagi yang lebih pantas untuk sebuah kamar yang ternyata tidak hanya digunakan untuk tidur, tetapi semua aktifitas dilakukan di ruangan kecil itu. Ruangan yang bisa beralih fungsi sebagai ruang makan, ruang tamu bagi orang-orang yang bertandang ke rumah kakek itu. Akan tetapi, semenjak delapan belas tahun aku menjadi tetangganya hampir tak pernah ada tamu yang sering bertandang ke rumahnya. Entah dimana keluarganya kini atau malah memang ia tak punya keluarga. Istri, anak atau bahkan cucunya tak pernah sekalipun datang mengunjunginya. Ia hanya sebatang kara di tengah hiruk pikuknya jakarta. Hanya tetangga-tetangga dekat saja yang mau bertandang ke rumahnya. Untuk sekedar memberikan makanan ataupun sekedar menemaninya mengobrol. Sudah lima hari ini ia tak bekerja memungut sampah plastik ataupun kertas untuk di jualnya. Karena hanya itulah yang bisa ia lakukan untuk menyambung hidup dimasa rentanya. Kini ia terkulai lemas tak berdaya diatas rajangnya. Penyakit tuanya telah menggerogoti tubuhnya yang kini telah rapuh. Lelaki bertubuh kuat di samping kakek tua itu adalah ayahku.

Selama lima hari ini ayahku selalu menjenguk kakek tua itu setelah bekerja. Biasanya aku yang menjaganya ketika siang setelah pulang sekolah. Kalau pagi hari kadang ibuku ataupun tetangga lainnya yang menjaganya. Begitu menyedihkan sekali hidup kakek ini. Ia harus berjuang menjalani hari-hari tuanya dengan kesendirian. Kesepian tanpa ada kasih sayang dari istri dan anaknya untuk menjaganya. Sampai hari ini kakek itu belum pula kunjung membaik. Malah terlihat semakin parah. Ingin sekali kami membawanya berobat. Namun, apalah daya tangan tak sanggup merengkuh bulan. Bagi orang seperti kami yang berprofesi sebagai pemulung tak akan sanggup untuk membawa kakek itu ke dokter. Bahkan sekedar ke puskesmas saja kami tak sanggup untuk membayar pengobatannya. Untuk sekedar makan keluarga kami saja sudah sangat kesusahan apalagi jika harus membawanya ke dokter. Hingga saat itu datang, ketika ajal mulai menjemputnya. Tiba-tiba ayah berkata pada pak RT yang berada di rumah kakek tua itu.

“Pak RT, apa tidak sebaiknya kita beritahu saja tentang keadaan kakek kepada keluarganya?”

“Sebenarnya saya tidak yakin apakah keluarganya mau datang meski hanya melihat keadaannya yang sudah seperti ini.”

“Dua hari yang lalu saya sudah berusaha mendatangi keluarganya dan mengabarkan kepada mereka perihal sakitnya kakek ini. Tapi, malah mereka menanggapinya dengan santai saja. Dan mereka bilang bahwa mereka tidak akan menjenguk kakek meskipun hal terburuk sekalipun yang akan menimpanya.” jawab pak RT.

“Tapi, ini sudah menyangkut nyawa loh pak RT. Setidaknya mereka harus mengetahui kabar ini. Terserah mereka saja nanti apa yang akan mereka lakukan. Yang penting kita beritahu mereka saja terlebih dahulu. Siapa tahu saja mereka mau berubah pikiran.”

“Baiklah kalau begitu pak Udin, biar saya utus pak Nono untuk mengabari keluarganya.”

Sontak aku terkejut mendengar percakapan itu. Tak kusangka ternyata kakek Tomo memiliki keluarga. Saat itu juga aku berfikir bahwa tega sekali keluarganya membiarkan ayah mereka yang renta itu tak pernah mereka urusi ataupun diperhatikan. Keluarga macam apa itu hingga tega menelantarkan ayahnya ditempat kumuh ini sendirian. Sungguh tak punya hati nurani sekali mereka. Sampai ajal hampir menjeput ayahnya pun mereka tak kunjung jua datang. Kisah hidup yang begitu memilukan. Mungkin saja dengan hal tersebut kakek Tomo merasa menjadi orang yang terbuang di sepanjang hidupnya. Apalagi yang lebih menyakitkan daripada menjadi orang yang terbuang oleh keluarganya sendiri. Keluarga yang seharusnya menjadi pelindung, tempat yang penuh dengan kasih dan sayang, tempat memperoleh segala kebahagiaan. Tapi, semua itu tak diperoleh oleh kakek Tomo. Dan hingga kakek tua itu menghembuskan nafasnya yang terakhir, tak satupun dari keluarganya datang untuk menjenguk dan mengurusi jenazahnya. Sungguh malang hidupnya.

Seminggu setelah kepergian kakek Tomo untuk selamanya, aku mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya. Ketika sore itu aku duduk berdua dikursi bambu bersama ayah, kami mengenang kembali sosok kakek tua itu. Sambil meminum kopi hangat yang ayah teguk sedikit demi sedikit, terurailah semua kisah muda seorang kakek Tomo. Baru aku ketahui bahwa ternyata kakek Tomo muda adalah seorang pemabuk dan penjudi berat. Dahulu ia adalah seorang yang berada. Namun, kesombongan mulai muncul di hati Tomo muda. Ia tak pernah mau mensyukuri nikmat yang telah Tuhan berikan padanya. Kekayaan yang ia miliki malah menjerumuskannya ke dunia kelam. Ia mulai menjadi seorang penjudi dan lengkaplah kebobrokannya ketika ia mulai merambah menjadi seorang pemabuk. Di bawah kendali alkohol ia mulai ringan tangan, setiap hari tak henti-hentinya ia memukuli istri dan anaknya. Menghambur-hamburkan uang hanya untuk berjudi. Hingga wanita nakal pun mulai menghancurkan keluarganya.

Sampai akhirnya istri dan anaknya ia usir dari rumahnya yang megah. Istri dan anaknya hidup terkatung-katung dan terlantar di jalanan. Meskipun begitu istrinya sanggup menjalani semua itu. hingga istri dan anaknya kini menjadi orang sukses. Dan memang benar bahwa Tuhan itu Maha adil. Seketika itu pula ternyata kek Tomo jatuh miskin. Ia di tinggalkan oleh wanita yang selama ini menikmati kekayaannya. Dan ia terusir seperti ia mengusir istri dan anak-anaknya dahulu. Saat itulah ketika ia sudah menjadi gembel ia baru menyadari kesalahannya. Namun, semua penyesalannya telah terlambat. Istrinya kini telah bersuamikan seorang pengusaha sukses. Namun, istri kek Tomo telah meninggal terlebih dahulu sekitar lima tahun yang lalu. Anak-anaknya tak mau mengakui lagi sebagai ayah mereka. Bahkan hal itu telah mereka tetapkan ketika kek Tomo mengusir keluarganya dari rumah waktu itu. Itulah mengapa sebabnya ketika keluarganya kita hubungi untuk menyampaikan kabar malahan mereka tak perduli dan tak mau datang. Itulah keadilan Tuhan. Barangsiapa menanam pasti akan menuai hasilnya.

03 November, 2008

Cerita Lagi

MOTHER IS THE BEST SUPER HERO IN THE WORLD

Mumpung Ibu Masih ada, coba saat BELIAU tidur saat matanya terpejam kamu tatap wajahnya itu 5 menit saja, kamu akan tau bagaimana rasanya nanti bila wajah itu sudah tak ada di situ...

Lakukan apapun yang bisa kamu lakukan untuknya...

LAKUKAN SEKARANG teman2ku sayang, bukan besok atau 5 menit lg karena mungkin sekedip matamu dia akan pergi tak kembali...
Klo sudah terlanjur ga ada, yaaahhh jangan lupa doa ma TUHAN. Segala macam doa deh. Miss U Mum...
Luv U all

Ini adalah mengenai nilai kasih Ibu dari seorang anak yang mendapatkan ibunya sedang sibuk menyediakan makan malam di dapur. Kemudian dia mengulurkan sekeping kertas yang bertuliskan sesuatu, si ibu segera membersihkan tangan dan lalu menerima kertas yang diulurkan oleh si anak dan membacanya.

Ongkos upah membantu ibu:
1) Membantu pergi ke warung: Rp20.000
2) Menjaga adik: Rp20.000
3) Membuang sampah: Rp5.000
4) Membereskan tempat tidur: Rp10.000
5) Menyiram bunga: Rp15.000
6) Menyapu halaman: Rp15.000
Jumlah: Rp85.000

Selesai membaca, si ibu tersenyum memandang si anak yang raut mukanya berbinar-binar. Si ibu mengambil pena dan menulis sesuatu di belakang kertas yang sama:
1) Ongkos mengandungmu selama 9 bulan: GRATIS
2) OngKos berjaga malam karena menjagamu: GRATIS
3) OngKos air mata yang menetes karenamu: GRATIS
4) Ongkos khawatir krn memikirkan keadaanmu: GRATIS
5) OngKos menyediakan makan minum, pakaian dan keperluanmu: GRATIS
Jumlah Keseluruhan Nilai Kasihku: GRATIS

Air mata si anak berlinang setelah membaca. Si anak menatap wajah ibu, memeluknya dan berkata, "Saya Sayang Ibu". Kemudian si anak mengambil pena dan menulis sesuatu di depan surat yang ditulisnya: "Telah Dibayar"

LUv Mom I miss u forever
Mother is the best super hero in the world.



NB: Tulisan ini di ambil dari arsip dalam website www.dudung.net

Sepotong Cerita

KETIKA CINTA TERURAI MENJADI PERBUATAN

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua.
Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu. Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu.
Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa. Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk encintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya.
Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan
dan tidak nyata...

Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon;
akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan.
Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa
integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati disini
adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang
dilahirkan oleh perasaan cinta itu. Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti.

Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka
perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.



NB: Tulisan ini di ambil dari arsip dalam website www.dudung.net